Tales Of Demons And Gods 8
Bagian 8 – Hati Wanita
Memegang kaki putih mulus Xiao Ning’er
membuat jantung Nie Li berdetak tak karuan. Nie Li dapat melihat dengan
jelas bentuk kaki Xiao Ning’er yang sempurna.
“Jangan salah paham, aku hanya
mengobati. Aku menyukai Ye Ziyun. Merupakan suatu kehormatan dapat
bertemu denganmu. Aku harap kita dapat berteman,” jelas Nie Li sambil
melihat wajah Xiao Ning’er yang mempesona.
Mendengar perkataan Nie Li, Xiao Ning’er mengangguk dan bergumam pelan, “En.”
(“En” merupakan suara tanda setuju, memiliki arti yang sama dengan kata Oke)
Dari dulu hingga sekarang, selain
ayahnya, Nie Li satu-satunya pria yang menyentuhya. Namun, orang yang
disukai Nie Li adalah Ye Ziyun. Memikirkan hal itu membuat hidungnya
merasakan rasa asam.
Nie Li mencengkram kaki Xiao Ning’er
dengan posisi ibu jari berada di daerah memar dan pelan-pelan melakukan
pemijatan. “Ah” teriak Xiao Ning’er tak dapat menahan rasa sakit.
“Akan terasa sakit saat pertama kali.
Tahanlah sebentar” kata Nie Li. Ia tiba-tiba memikirkan sesuatu yang
membuatnya malu. Memegang kaki gadis dan mengatakan kata tersebut,
terdengar sedikit aneh. Walaupun Xiaon Ning’er berusia 13 tahun, ia
tumbuh dikeluarga aristokrat, dan tentunya memiliki pengetahuan mengenai
beberapa hal. Setelah itu, gadis-gadis di usianya telah siap untuk
menikah.
Xiao Ning’er menundukkan kepalanya. Pipinya merah merona, dan tak bisa menahan perasaan kalutnya.
Wajah Xiao Ning’er yang merona. Walaupun
ia baru berusia 13 tahun, ia sangat mempesona. Membuat jantung Nie Li
berdegup tak karuan. Dikehidupan sebelumnya Xiao Ning’er memiliki
kecantikan yang setara dengan Ye Ziyun. Mereka berdua merupakan Dewi
yang membuat para anak laki-laki selalu memandang. Ye Ziyun sosok yang
anggun dan elegan, sedangkan Xiao Ning’er sosok yang dingin, keduanya
memiliki banyak pengagum.
Tetapi Nie Li tak Ingin memikirkan Ye Ziyun saat ini, ia hanya ingin fokus pada pengobatan Xiao Ning’er.
Xiao Ning’er tak lagi merasakan sakit
seperti diawal pemijatan, ia merasakan kehangatan tangan Nie Li
dikakinya. Setelah beberapa saat, ia merasakan kesemutan dan panas
dikakinya, menyebabkan gatal, yang berlanjut mati rasa. Xiao Ning’er tak
dapat menahan suara kecilnya “ah”, yang membuatnya tersipu malu.
Memar yang telah ada sejak 6-7 bulan
lalu. Selama itu, ia kesakitan yang sangat luar biasa. Xiao Ning’er
telah menahan kesakitan dengan sisa-sisa tenaganya selama itu. Meskipun
demikian, bagaimanapun ia berusaha menahannya, rasa sakit itu telah
menyiksanya sepanjang waktu. Awalnya Ia berpikir pengobatan ini akan
sangat menyakitkan, namun, ia terkejut bahwa pijatan Nie Li sangat
lembut. Ia merasakan perubahan yang jauh lebih baik. Ia tak dapat
menahan air matanya. Tak ada yang tahu betapa sakitnya menahan ini.
Setiap malam, ia hanya menangis diam-diam. Setelah menghapus air
matanya, ia akan melanjutkan latihan. Ia tak pernah menyangka setelah
dipijat oleh Nie Lie, rasa sakit itu akan sangat berkurang. Ia merasa
sangat bersukur.
Di bawah sinar bulan, wajah Nie Li
terlihat lebih jelas. Ekspresi serius Nie Li membuat hati Xiao Ning’er
berdesir, sehingga sulit baginya untuk tetap tenang.
“Selesai” kata Nie Li menyelesaikan pijatannya.
Ia tersenyum dan berkata, “untuk beberapa hari, rasa sakit masih akan terasa, namun istirahatlah dan kau akan baik- baik saja.”
“En” jawab Xiao Ning’er, menganggukkan
kepalanya. Tiba-tiba, pipinya memerah lalu ia berkata, “Aku masih
memiliki memar, dapatkah kau juga memijatnya?”
“Memar yang lain?”
Nie Li berpikir sejenak, “betul… masih
ada satu. Memar dikaki tak akan mungkin membuat mu berbaring selama 2
tahun. Pasti ada memar yang sangat serius”.
“Dimana?” tanya Nie Li.
“Jika hanya dikaki, maka tak masalah Nie
Li memijatnya, tapi jika memarnya berada di….” Xiao Ning’er merasa
malu, wajahnya menjadi merah merona.
“Jika merasa tak nyaman …” kata Nie Li
membuka percakapan sambil melihat ekspresi Xiao Ning’er. Ia langsung
menyadari bahwa memar tersebut berada dilokasi yang tak nyaman untuk
diperlihatkan.
“Nie Li, orang yang kau suka adalah Ye Ziyun?”
“Ya,” Nie Li menjawab dan mengangguk,
mengingat kembali semua hal dimasa lalu. Hidup dan mati yang ia lewati
bersama Ye Ziyun. Hatinya penuh kebahagiaan hanya dengan memikirkannya.
Ia akan melindungi Ye Ziyun.
Setelah mendengar jawaban Nie Li, Xiao
Ning’er merasakan ada yang aneh dihatinya. Nie Li adalah lelaki pertama
yang mampu menggetarkan hatinya namun hal itu tak berbanding sama,
karena yang disukai Nie Li adalah Ye Ziyun.
Tatapan Xiao Ning’er penuh dengan kekecewaan, berpikir sejenak dan berkata, “lalu, apakah Ye Ziyun menyukaimu?”
Ye Ziyun yang saat ini sama sekali tak
mengetahui apapun tentang Nie Li, tak membencinya merupakan hal yang
sudah lebih dari cukup. Nie Li menengadahkan kepalanya, tersenyum dan
percaya diri berkata, “ Ia akan jatuh cinta padaku!”
Melihat Nie Li, Xiao Ning’er tertawa,
“jadi Cinta Nie Li belum tentu terbalas, aku tak tahu kenapa ia begitu
yakin. Ia begitu yakin yang mulia Ye Ziyun akan menyukainya.”
Bukan berarti Nie Li tak pantas
mendapatkan cinta Ye Ziyun, namun tak satupun dari mereka mengenal satu
sama lain. Kesempatan untuk mereka bersama begitu sedikit. Ye Ziyun
masih belum dapat mengetahui sosok Nie Li, oleh karena itu ia tak
memiliki perasaan ke Nie Li. Namun satu hari nanti, ia akan menyukai Nie
Li saat ia memahami kepribadiannya.
Sampai sekarang, tak ada satupun yang
menyadari bakat Nie Li. Namun, satu hari nanti ia akang bersinar. Disaat
itu, ia takut bahkan seorang gadis terhormat Ye Ziyun akan luluh kepada
Nie Li.
Di mata yang lainnya, Nie Li masih
seorang lelaki yang bodoh, namun Xiao Ning’er tahu bahwa kemampuan yang
ia miliki jauh diatas bayangan orang-orang. Nie Li akan menjadi iblis
petarung tingkat legenda seperti Ye Mo dimasa depan atau menjadi orang
terkuat yang pernah ada.
Xiao Ning’er bertahan dengan hatinya.
“jika penyakit ini tak dapat disembuhkan, aku akan tertinggal jauh dari
orang-orang jenius yang seumuranku.”
Sejak Nie Li menjadi satu-satunya orang
yang mengobatinya, ia tak akan mempermasalahkannya. Ia mulai melepaskan
kancing bajunya sambil menggertakkan gigi. Melihat aksi Xiao Ning’er,
Nie Li merasa malu.
Nie Li mengusap hidungnya dan berkata, “Ini tak sopan. Saya orang yang terhormat.”
Nie Li melihat Xiao Ning’er perlahan melepaskan bajunya. Sosoknya yang dingin memiliki pesona yang tak bisa terungkapkan.
Xiao Ning’er melihat Nie Li dan berpikir, “apakah dia gadis semacam itu?”
Jika bukan untuk pengobatannya, Xiao
Ning’er tak akan membuka bajunya. Saat ia melepaskan kancing bajunya,
tangannya gemetar dan pergolakan batin dapat terlihat.
Nie Li berpikir sejenak, “aku tahu ini
untuk menyelamatkannya, aku tak boleh berpikir lain. Aku tak dapat
membiarkan harapan Xiao Ning’er pupus oleh penyakit.”
Suasana sekitar menjadi begitu tenang.
Kancing pertama, lalu kancing kedua. Kulit putih mulus Xiao Ning’er
dapat terlihat, bersinar dibawah sinar bulan.
Setelah kancing yang ke lima terbuka,
bentuk dada sempurna Xiao Ning’er begitu menakjubkan. Dadanya terikat
sebuah bandana ketat dengan tonjolan indah yang terdorong keluar.
Melihat adegan ini, ia tak dapat menahan untuk menelan air liurnya. Di
masa lalu, walaupun Xiao Ning’er sangat konservatif dalam berpakaian,
sosoknya tetap saja terlihat menawan. Dengan sekali lirikan, ia dapat
membuat para lelaki menjadi mabuk kepayang.
Xiao Ning’er akan tumbuh menjadi wanita
yang mempesona dan menarik. Sosok kaku dan ningrat membuatnya menjadi
objek para pria untuk di taklukkan.
Nie Li menenangkan pikiran untuk sesaat
dan matanya tertuju pada tulang rusuk Xiao Ning’er. Di bagian bawah
tulang rusuk terdapat memar yang sangat mengejutkan. Walaupun hanya
sebesar ibu jari, warna memar telah menghitam. Ia merasa kasihan kepada
Xiao Ning’er.
“Bagaimana bisa seorang gadis yang terhormat dan menyedihkan menahan rasa sakit ini?” tanyanya dalam hati.
Nie Li meletakkan tangannya di atas
memar tersebut dan memijatnya perlahan-lahan. Xiao Ning’er memiliki
kulit sedingin air. Postur tubuh yang proporsional dengan tekstur
lembut, yang dapat ia rasakan melalui tangannya, membuat hatinya
melonjak-lonjak. Ia mengangkat kepala menatap wajah Xiao Ning’er.
Wajahnya memerah, bagaikan orang yang telah meminum alkohol, membuat
kecantikannya tak dapat diutarakan. Melihat dari atas, ia dapat melihat
bahu putih Xiao Ning’er, dan menyadari aroma wangi seorang perempuan.
Hening, mereka tak mengucapkan sepatah katapun dan hanya terdiam.
Xiao Ning’er dapat merasakan hangatnya
telapak Nie Li. Dari dulu, ini pertama kalinya seorang pria melakukan
kontak yang dengan tubuhnya. Saat ini, bajunya terlepas setengahnya,
memperlihatkan sebagian besar kulitnya, membuatnya memerah. Walaupun
hatinya sangat kuat, dalam kegelapan malam, ia merasa sangat kesepian.
Saat merasakan sakit yang tak tertahankan akibat memar, ia ingin
menemukan seseorang untuk dapat berbagi. Namun dalam keluarganya, entah
ayah ataupun saudara laki-laki, ia tak dapat melakukannya. Saat itu, Nie
Li hadir sebagai satu-satunya sosok yang tepat untuknya berbagi.
Hal terbaik yang ia miliki telah ia
tunjukkan kepada Nie Li. Ia melirik ke arah Nie Li dan menyadari bahwa
Nie Li tengah fokus memijit area memar. Ekspresi ini yang membuat Xiao
ning’er merasa bersukur, namun disisi lain ia merasa hampa.
Sementara ibu jari Nie Li memijit area
tersebut, ia tak sengaja menyentuh lengan Xiao Ning’er berkali-kali.
Sentuhan tersebut tak mengganggunya, bahkan Jika itu terjadi. Pikiran
Nie Li hanya menerawang pada adegan antara ia dan Ye Ziyun di malam yang
penuh gairah itu.
Saat itu Ye Ziyun telah mengalami
perubahan yang lebih baik dibanding Xiao Ning’er saat ini, namun Xiao
Ning’er yang berada di depannya saat ini masih sangat muda. Saat tumbuh
dewasa, ia tidak akan banyak berbeda dengan Ye Ziyun.
Penampilan Ye Ziyun yang mempesona dan
elegan akan selalu terbayang di pikiran Nie Li setiap saat dan ia selalu
ingat bahwa Ye Ziyun telah mengorbankan nyawa untuk menyelamatkannya.
Oleh karena itu, setelah kejadian terlahir kembali, Nie Li tak akan
membiarkan Ye Ziyun kecewa. Nie Li merasakan kenyamanan ketika
memikirkan hal tersebut.
Saat Nie Li sedang memijat dengan penuh
kehati-hatian, ia juga memijit beberapa titik penting akupuntur. Karena
bentuk tubuh Xiao Ning’er yang hampir sempurna, ia sesekali memijit
titik sensitif dan merasakan dada yang lembut, membuatnya merasa sedikit
malu.
Xiao Ning’er merasakan panas dari tangan
Nie Li yang mengalir di bagian rusuk. Semakin lama ia merasakan mati
rasa. Tangan Nie Li terkadang menyentuh dada yang tak satupun pria
pernah menyentuhya, membuat pipinya bagaikan anggur merah. Ekspresi ini
membuatnya terlihat menarik. Gadis yang menarik dan mempesona membuat
para pria tak dapat melakukan apapun selain memeluknya.
Ini merupakan sebuah tantangan. Setelah memijat selesai, Nie Li menghembuskan napas, tersenyum dan berkata, “selesai!”
Xiao Ning’er merasakan sesuatu yang
hilang saat Nie Li melepaskan tangannya. Ia akui, pijatan Nie Li sangat
menyenangkan. Membantunya melepaskan kesakitan yang telah lama.
“Terima Kasih,” bisik Nie Li sambil
mengancing kembali bajunya. Melihat kulit putih, lekukan tubuh yang
sempurna menghilang dari penglihatannya. Membuat perasaan Nie Li yang
tadinya tak karuan menjadi lebih tenang.
Dengan wajah kaku, Nie Li berkata,
“beristirahatlah dengan baik selama beberapa hari. Akan membantu proses
penyembuhan. Aku akan memijat setiap tiga hari, selama beberapa kali dan
sumber penyakit akan hilang. Sebelum mencapai tingkat perunggu, jangan
memaksakan diri berlatih saat malam. Menyerap sinar bulan terlalu
banyak, akan menyebabkan akibat yang fatal jika kau tidak dapat
mengolahnya dengan baik”
“En” Xiao Ning’er mengangguk. Ia tak
akan berani latihan lagi. Jika bukan karena Nie Li, ia tak dapat
membayangkan dampak kedepannya. Semua usaha dan kerja keras hanya akan
sia-sia.
Melihat Xiao Ning’er menjadi lebih baik, Nie Li berdiri dan berkata, “saatnya aku pergi.”
“Oh.”
Ia tak bisa mengatakan perasaannya, ia
hanya mengangguk dan terdiam sejenak sebelum berkata, “Nie Li, kau telah
membantuku. Jika kau membutuhkan bantuanku kedepannya, aku akan
membantumu!”
Melihat ekspresi serius Xiao Ning’er,
Nie Li tersenyum. Sambil mengangguk, ia berkata “oke, jika aku
membutuhkan bantuan, aku akan menemuimu!”
Kenyataannya adalah, Nie Li menolong Xiao Ning’er sebab kasihan. Ia tak pernah mengharapkan imbalan.
Nie Li perlahan-lahan meninggalkannya, bayangannya perlahan-lahan menghilang kedalam hutan.
Xiao Ning’er melihat sosok Nie Li yang
meninggalkannya. Ia berdiri untuk beberapa lama, merasakan bahwa rasa
sakit perlahan-lahan menghilang. Perasaannya pun kembali bahagia.
“Nie Li, orang seperti apa kau
sebenarnya?” gumam Xiao Ning’er, melihat Nie Li dari belakang. Saat ia
tak dapat menatap sosok Nie Li, ia berbalik arah dan berjalan menuju
pintu keluar arena pelatihan.
Bulan bagaikan air. Sinar bulan yang bersinar, memancarkan lapisan penutup sepanjang malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar